Senin, 26 Mei 2008

dak ngerti...

Hari ini DIA pulang…

Akhirnya setelah sebulan lebih ku hanya dapat melepas rinduku melalui percakapan di telepon.

Berbagai rencana telah kami susun sebelumnya. Berbagai tempat makan dan rute perjalanan sudah kami incar, bahkan telah kami bayangkan.Lumayan, kedatangannya kali ini dalam rangka cuti kerja selama 15 hari.

Hari ini, seharusnya aku berada dirumah menunggu kedatangannya sore ini untuk mengajakku berjalan-jalan. Seperti rencana kami. Tetapi, hal itu kemudian melenceng ketika rapat redaksi majalahku memutuskan untuk mengadakan ‘kerja bakti’ penyelesaian dammy majalah hari ini. SEHARIAN. Setelah keputusan ini tercetus, segera saja kulihat Ain sang pimpinan Redaksi majalahku dengan wajah yang dibuat sesantai mungkin. Tetapi, setiap kami bertatapan, ia tentu sudah tahu bahwa ada hal yang ingin kusampaikan melalui tatapanku. Ia mengerti, tentu saja bahwa aku benar-benar dalam dilemma saat itu. Memilih antara pribadi dan kerjaanku.

Dan inilah keputusanku, pagi ini walaupun molor dari waktu yang dijadwalkan aku sudah berada di secret kami(mungkin) bersama crew yang lain untuk mengerjakan apa yang harus aku selesaikan sebelum permintaanku pada Ain semalam kulakukan…

Semoga kau mengerti kawan bahwa aku telah menunggu waktu ini.

Jumat, 23 Mei 2008

MACEEEEET

MACEEEEEET……………………..

Tadi malam setelah selesai mengikuti pelatihan Gradient, saya numpang mobilnya Candra. Rencananya mau sampai rumahnya Echa yang juga salah satu teman saya dijalan S.Saddang untuk kemudian lanjut pulang kerumahku. Mungkin memang sedikit terdengar lebih bribet. Karena untuk sampai kerumahku yang berada di sekitar jalan Rajawali, saya harus nyambung pete-pete (angkutan kota) dengan terlebih dulu berjalan kaki. Atau naik becak yang tidak perlu berjalan kaki tetapi cost yang dikeluarkan sedikit berlebih. Dengan pertimbangan bahwa perjalannya akan lebih menyenangkan, maka dengan senang hati saya memilih untuk numpang di mobilnya Candra bersama teman dan senior serta seorang pemateri dlm pelatihan tadi, namanya kak Kuku.

Perjalananpun dimulai, dengan rute Kampus-PK-Tello-Abd. Sirua-Pengayoman-S.Saddang, maka perjalanan itupun kami mulai. Waktu keluar dari kampus, jalanan sudah mulai terlihat. Bukan malam minggu saja, jalanan Perintis Kemerdekaan (PK)ini selalu macet. Apalagi tadi, malam minggu. Macet di jalan PK bisa teratasi cukup dengan sedikit bersabar maka kita bisa melanjutkan perjalanan. Tetapi, apa yang menunggu kami di depan ternyata lebih parah. Macet itu dimulai atau lebih tepatnya kami sadari parah saat kami berada di perempatan lampu merah jalan Abd. Dg Sirua-Tembusn borong dgn SMA 5. Macetnya benar-benar parah karena, jika kami perkirakan (karena sempat menjadi bahan diskusi kami di mobil) Selama setengah jam kami berada di jalan, mungkin mobil yang kami tumpangi hanya bergerak sekitar semester saja. Macet yang benar-benar parah.

Sesemrawut itukah lalu lintas kota Makassar sekarang???Padahal banyak pembangunan jalan di mana-mana. Yang cukup membuat kami dongkol adalah., ditengah kesemrawutan lalu lintas tersebut, tidak ada sama skali aparat yang turun ke jalan untuk melancarkannya. Mungkin mereka sedang ada di jalan poros Urip-Pettarani yang juga menjadi titik kemacetan. Tapi sadarkah mereka bahwa jalan yang sedang kami jalani ini jauh lebih parah daripada jalan yang mereka jaga???Hal ini dikarenakan karena kondisi jalan yang sangat sempit dengan masing 2 jalur untuk arah yang berlawanan, dan penyebab utamanya karena sifat egois para pengguna jalan. Kalau harus diandaikan, mending tidak usah menggunakan lampu lalu lintas saja. Toh, ia menjadi tidak berguna karena para pengguna jalan lebih mementingkan ego untuk cepat sampai ke tujuan mereka. Motor-motor nyalip kanan kiri. Marka jalan malah diacuhkan, jalur yang seharusnya berlawanan arah malah menjadi searah dan mandek di depan lampu merah. Titik temu perempatan tersebut.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya kami dapat melanjutkan perjalanan setelah adanya beberapa bapak yang peduli dan berusaha menjadi ‘polisi dadakan’ untuk mengatur lalu lintas tersebut. Dengan susah payah mereka berusaha untuk membuat semuanya berjalan dengan baik walaupun macet di ke empat ruas jalan tersebut benar-benar parah.

Tetapi sepertinya masyarakat Makassar sudah mulai sedikit terbisa dengan segala kemacetan yang ada. Sudah menjadi bagian dai perjalan, mungkin. Karena itu, mereka pun sudah mulai mengatur waktu dan menghindari jam serta jalan-jalan yang sekiranya akan mengakibatkan macet.

Kalau boleh kita menerka-nerka. Kira-kira apa ya penyebab kemacetan tersebut????

Perbaikan beberapa ruas jalan kota Makassar??

Atau tnyata memang kepemilikan kendaraan masyarakat kota Makassa semakin menggila??

Dan egois merasa bahwa hanya dia yang butuh perjalanan yang cepat dan tidak macet, sehingga menghalalkan jalan yang seharusnyah belum atau bahkan tidak bisa digunakan untuk melintas???

Padahal kalau saja kita mau bersama-sama sedikit bersabar dan menaati rambu-rambu yang ada, pasti kemacetan itu dapat teratasi (InsyaAllah). Tetapi, sepertinya itu hanya akan menjadi khayalan indah tentang hidup berdampingan dan saling menghargai yang bahkan, sangat jarang kita temui saat ini. Semoga kita bisa memulainya dari diri kita sendiri.

Minggu, 13 Aprl 08, 03.40pm

Senin, 19 Mei 2008

Magang, es kelapa muda dan sunset Losari

Hari ini dmulai saat DIA membangunkanku seperti yang telah kukatakan padanya semalam.

Kasih bangunK' jam 6 nah..”

Dengan senang hati ku mengambil Hpku yang sedari tadi melantunkan instrument yang hanya akan berbunyi ketika DIA menelponku...

Bangunmi. Shalat Subuh trus siap-siap ke kampus. Ada kuliah pagi to???”

Masih ngantuk adenya...”

Bangunmi nah...”

Ternyata rengekan bahwa diriku amsih sangat ingin terlelap dalammimpi tak digubrisnya.

Aku tahu bahwa ia baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai teknisi lapangan oagi ini.

Ya karena hari ini DIA mendapat jatah shift malam.

Pendek kata,

apa yang ia lakukan, ternyata dampaknya hanya sesaat karena yang selanjutnya terjadi, aku lebih memilih merapatkan selimutku dan melanjutkan tidurku.

Instrument itu berdering lagi.

Pukul 06.42

Baru bangun??”

Bangunmi itu cepat...Maumi jam 7.”

Mengingat bahwa ku belum melaksanakan tugas mid mata kuliah Dasjurku,

Akhirnya ku berhasil mengalahkan kemalasanku untuk mengawali hariku.

Paling tidak, kumengawali hariku dengar mendengarkan suaranya,(Hallah..)

Dengan secepat kilat dan dengan menyerobot antrian sang ibunda untuk mandi lebih dahulu, kuberhasil berangkat ke kampus pukul 07.43

Hahahahahaha..

Tingkat kemalasanku semakin parah sepertinya.

3 hari berada di rumah dan tidak mengerjakan pekerjaan yang berarti, membuatku semakin malas bergerak.

Tidak ada yang cukup istimewa selama perjalananku selalin berusaha menghapal materi untuk mid nanti.

Sesampainya di pertigaan tempat tugu selamat datang Unhas berdiri tegak, kulangkahkan kakiku menyusuri jalan-jalan menuju jurusanku.

Kulihat sekeliling, sepertinya Unhas semakin berbenah diri saja.Buktinya, di sepanjang lahan kosong depan parkiran mobil rektorat telah dibuat semacam taman-taman.

Jalan-jalanpun telah bersih, para pekerja yang entah jam berapa memulai tugasnya, telah mengumpulkan sampah dedaunan kering di suatu titik untuk kemudian diangkut menggunakan mobol-mobil 'Fukuda'2 mereka.

Sesampai didepan jurusan, kurasakan bahwa kampus semakin sunyi saja, apalagi koridor. Senior senior sedang sibuk dengan skripsi dan proposal mereka. Atau anak 2005 yang sedang gencar-gencarnya mengurus berkas untuk Kkn Antara. Tak terasa, mereka semakin cepat keluar dari kampus.

Apa kampus ini mulai membuat mereka tak betah yaaa????

Bagaimana dengan aku????

Setelah menginjakkan kaki di FIS 4 tempat jurusanku bermukim, suasana itu semakin terasa. Ternyata beberapa temanku sedang ada dalam korps.

Pagi-pagi begini kulihat Opan, Debra, dan Indra sudah bermukim didalamnya. Mereka sedang mengamati Opan yang sedang sibuk-sibuknya mengerjakan websitenya. Salah satu tugas final mata kuliah Teknologi Komunikasi.

Tak berapa lama, datang Mba dengan rapi dan semangat mengatakan bahwa dirinya sudah siap untuk ke Gedung Bank Mega tempat Trans TV Biro Makassar bermukim. Hari ini ia akan memasukkan berkasnya. Ada perasaan gelisah melihatnya. Ia begitu semangat mengurus semuanya. Bahkan sempat bersitegang dengan Ikan yang juga ingin memasukkan berkas magangnya. Ia marah karena melihat kesan Ikan setengah-setengah mengurus semuanya. Maksud Mba sendiri sebenarnya baik, ia mengatakan bahwa ini masalah namanya yang ia pertanggungjawabkan.

Penasaran, aku kemudian bertanya padanya mengenai awal dirinya memutuskan untuk magang di Trans TV. Ada perasaan ingin mengurus juga, tetapi aku harus konsisten dengan apa yang sedang kujalani.

Lagian, 'kubelum siap' pikirku. Banyak hal yang harus kusiapka sebelum benar-benar terjun ke lapangan seperti mereka. Ternyata bukan hanya mereka berdua. Ternyata sudah lumayan banyak teman-temanku yang lincah dengan mengambil progam magang liburan ini.Di jurusanku memang ada mata kuliah Intership itu. Tetapi, dalam silabus, ia ada disemester 8 sederet dengan KKN, dan Skripsi.

Setelah menimbang-nimbang akhirnya kuputuskan untuk tidak melibatkan diri untuk magang seperti mereka tahun ini. Mungkin 2 tahu lagi baru dapat kulakukan, disaat merek amungkin sedang mendapatkan gejala kram otak karena mengerjakan skripsi.

Terlambat lagi,

Saat sampai di pasar, keinginan untuk magang itu kembali merasuki sanubariku. Kak ancu 02 mengajakku untuk magang setelah diberitahu Debra bahwa 2 teman kami ingin magang di TV One biro Makassar tempatnya menjadi pewarta berita saat ini.

Punya kamera lebih bagus lagi”

Setelah memperjelas,akhirnya kuketahui bahwa yang ia maksud adalah Handycame.

Aku kan punya handy dirumah. Jarang dipakai malah.

Tetapi, kuingat lagi apa yang harus aku selesaikan saat ini dan pertimbangan bahwa akan ada yang menungguku 2 minggu nanti, kupilih untuk tidak tergoda dengan tawaran itu.

Selain permalasahan magang itu, yang membuatku heboh di pasar tadi adalah kedatangan seorang pria yang wajahnya tak cukup asing yang berjalan beriringan dengan seorang senior.

itu kan.....” kata Mba Siska padaku.

Oh..... itu orangnya” kataku.

Seketika juga, kuteringat DIA.

Uh, masih lama DIA akan pulang kesini.

Tetapi pasti akan menyenangkan saat dirinya pulang nanti, hiburku.

Waktu terus berjalan dan tak terasa matahari telah sedemikian teriknya sehingga dapat membuatku begitu malas untuk beranjak dari tempatmu. Kantuk mulai merasuki kami, apalagi setelah makan Karbohidrat yang cukup banyak akhirnya berhasil membuat Debra memutuskan untuk pulang kerumah dan tidak mengikuti ajakanku untuk menjenguk Ain yang (katanya) sakit tipes.

Kuputuskan untuk menjengungnya setelah menerima keputusan dari AsDosku bahwa ia tak dapat memberikan waktunya untukku ujian Mid semester hari ini.

Dengan beberapa kali perubahan teman pulang, akhirnya pulangnya hanya berdua dengan Noe setelah berhasil membunuh kemalasanku untuk menghadapNya sebelum pulang.

Dengan menumpangi angkutan trayek 05 jurusan Cendrawasih, aku dan Noe mulai sibuk dengan segala celoteh tentang berbagai hal, mulai dari kuliah hingga kesedihan widyawati yang ditinggal pergi suaminya.

Sayang, kebersamaan kami tak berlangsung lama karena diseperempat perjalanan, Noe sudah turun karena ingin menjenguk sepupunya.

Sepeninggalannya di angkutan, kumulai membuka tas pemberian seorang senior untuk mengambil novel Laskar Pelangi yang belum juga ku tuntaskan, tetapi godaan untuk smsan dengan DIA jauh lebih menggiurkan buatku. Akhirnya sepanjang perjalanan Perintis-Cendrawasih kuhabiskan dengan smsan dengannya.

Panas matahari masih saja terik padahal jam tanganku telah menunjukkan pukul 15.30 WITA.

Kulangkahkan kakiku menyusuri jalan Haji Bau untuk menjenguk Ain, sesampai di rumahnya ternyata ia justru tak tampak sakit, malah sedang asyiknya menonton Badai Pasti Berlalu di DVDnya. Dengan pertimbangan banyak hal akhirnya, dengan dalih sedang sakit, ia dengan suka relanya mendaulatku memboncengnya menuju video Ezy untuk menyewa kaset menggunakan sepedanya. Hasilnya setelah itu kami memperpanjang rute kami sampai makan es kelapa di pantai sambil membahas banyak hal sambil menikmati sunset Losari. Setelah hari mulai gelap, akhirnya kumengantarnya pulang dan meminjam 2 judul film yang disewanya tadi.

Dengan kaki yang kelelahan karena menggayuh sepeda dengan rute cukup jauh, akhirnya kumemilih untuk langsung pulang saja.

Hari yang cukup melelahkan pikirku, tetapi paling tidak aku menikmati sunset sambil minum es kelapa muda kesukaanku bersama Ain sambil membicarakan aku dan kaum Pisces lainnya.

Haahahahahahha,
Besok????

Rapat di BTP lagi....

Semangat....

warnet Rajwali II bilik 5
19 Mei 2008
20.23 WITA


Kamis, 15 Mei 2008

Parah????????

"1-10, berapa tingkat keparahannya??"
"11."
"haaah???betulan????"
"iya, parah sekali"


bangun pagi dengan shalat subuh jam 06.47, agak berat rasanya membawa badan ini beranjak dari pembaringanku untuk melakukan kewajibanku sebagai makhlukNYA...
dan mengingat komitment yang kubuat tempo hari.
Aku harus berubah..

Dengan sisa sisa tenaga begadang sampai jam 4 tadi pagi..
akhirnya ku berhasil beranjak dan melakukan kewajibanku. Agak miris memang melihat prilakuku yang tak bergerak ke arah yang lebih baik.

Setelah melakukannya, ku berhasil melanjutkan tidurku.Sedang lelap-lelapnya tertidur, akhirnya harus terbangun oleh teriannya untuk melakukan apa yang harus aku lakukan sebagai anaknya.
Iya ma....

Karena sudah terlalu melek untuk melanjutkan tidur, akhirnya ku putuskan untuk beranjak dan mencuci muka dan gigi.
Hebatnya, karena di tengah proses cuci muka dan gigi itu,
ku putuskan untuk mandi pagi.
Hahahaha
Hal yang amat sangat jarang kulakukan ketika hari libur. Sama jarangnya dengan keputusan untuk stay at home pada saat libur seperti ini.

saat melakukannya, sudah ada dalam benakku untuk memberi tahunya apa yang terjadi pada diriku pagi ini.
Sayang, harus sedikit tertunda karena pulsa yang tak ada.
Hehehehhehe...

Ternyata semuanya berjalan dengan baik. saat sampai di kamar, ternyata dirinya menelpon.
Senangnya mengetahui diri masih berusaha menghubungiku di sela waktu bekerjanya.

Dengan banyak pembicaraan dan berita soal keanehanku pagi ini, sampailah pada percakapan itu.
Percakapan yang kemudian berhasil membuatku terhenyak dan berpikir separah apa yang akan ku ketahui nanti????

"Dak semangatnya kawe ini pagi."
"Terlambat, dak sempat sarapan karna yang biasa bawkaan sarapan terlambat juga, dan membawa beban pikiran tentang apa yang harus abang kasihtahu ade nanti kalo pulang."
"Takut kalo semuanya akan berubah."

Apa yang akan kudengar???
kok malah sesak yaaa????
Padahal aku yang memintanya menceritakan semuanya.
Berarti, aku harus siap dengan semua konsekuensi yang terjadi kelak.



Berharap bahwa komitment yang kita buat tidak akan berubah walaupun membayangkannya saja, sanggup membuat hati ini tidak jelas, sanggup membuatku kembali berpikir untuk mendengarkannya.
Tetapi, semuanya sudah terlalu jauh untuk dihentikan...

Apapun itu, kuberusaha untuk SIAP..
Karena akupun tak sempurna....

Sungguh tak sabar menantimu pulang dan menceritakan semuanya padaku.




untitled2

Cacing,
Apa kau tahu apa yang ada di benakku??
Ku merindumu dengan sangat!!
dan itu,
PASTI...
Apa lagi??
Semua pembicaraan yang kita lakukan sejak 28 hari yang lalu...
Terlebih apa yang kita bicarakan malam ini...

Sejak hari ini...
Hingga
Saat itu tiba...

Ku hanya bisa bersabar dan berasumsi sendiri
apa yang akan kudengar darimu...

Sepertinya...
masalah ini tidak mudah..
Hingga dapat meruntuhkan pondasi yang selama ini kubangun
untuk berpijak bersama dirinya

AKU HARUS SIAP!!!


dan mengokohkan pondasi yang kubuat...
bersamanya
disisiku...
APAPUN ITU...


silent room
03.52 am
16058

untitled1

Apa yang selama ini dalam fikir,
Kini, perlahan tetapi pasti...
Mulai dapat kuraba,
Mulai dapat kurasakan hadirnya,

Ini baru kulitnya,
Apa yang terjadi si dalamnya?
Apa yang ada pada kulitnya saja sudah berhasil membuatku terhenyak,
Bagaimana dalamnya?
Terkejut dan terperangahkah aku?

Lebih dari itu,
Langkah apa yang harus kuambil saat mengetahuinya?
Lebih,
Lebih,
Lebih dari semua itu,
Aku harus menyiapkan segenap diriku...
Hingga hari itu tiba,
Saat semua...
Tak lagi menjadi misteri buatku.


silent room
160508
03.42 am

Rabu, 14 Mei 2008

terlambat lagi.

dsaat semua orang sudah setengah jalan bahkan sedang kecanduannya dengan barang ini.Aku baru memulainya. Selalu terlambat. Tapi 'lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali'. Mungkin itu yang paling sering kulakukan saat ini. Merasa bahwa harus mencapai hasil yang maksimal untuk semester ini untuk mengejar obsesi yang dulu sempat didoktrinkan k Ridho untuk ikut beswannya Djarum, Tetapi, sampai di titik akhir ini, mulai kusangsikan kemampuanku untuk mencapainya.

Selalu begitu.
Saat semuanya telah berjalan, kumulai untuk menyangsikannya kembali ketika k mendapatkan hambatan ditengahnya.
Ironis sekali bukan???

Sama dengan hal seperti.
Saat semua orang sudah memulainya kapan hari,
aku baru memulainya hari ini.
Setelah melihat bahwa aga perasaan menggelitik juga melihat tulisan teman dan seniorseniorku disini.
Bahkan mba wuri bilang aneh kalau seharian tidak ke warnet.

Apa harus selalu terlambat seperti ini ya?????

kuliah,
menyelesaikan tugas,
bangun pagi,
mengerti apa yang sedang dibicarakan orang-orang,
dan banyak lagi...

sampai kapan keterlambatan ini akan terus menjadi budayaku ya??

meminta orang mensupportku??
banyak orang sudah melakukannya, tetapi masalah terbesarnya adalah apakah aku sanggup keluar dalam lingkaran setan itu????
HARUS...

karena aku tahu,
ada orang yang amat sangat terganggu dengan segala keterlambatanku..
heheheh
maaf,